Kamu
selalu mengajari ku mengais-ngais masa lalu
Memaksa ku
untuk kembali menyentuh kenangan
Terdampar
dalam bayang-bayang yang kau gurat secara sengaja
Seakan-akan
sosok mu nyata
Menjelma
menjadi pahlawan kesiangan
Yang
merusak kebahagiaan
Dalam
kenangan kau seret aku perlahan
Menuju
masa yg harusnya aku lupakan
Hingga aku
kelelahan
Hingga aku
sadar bahwa aku sedang di permainkan...
Inikah
caramu menyakiti ku?
Inikah
caramu mencabik-cabik perasaanku?
Apakah
dengan melihat tangis ku itu berarti bahagia buat mu?
Apakah
dengan menorehkan luka di hatiku?
Berarti
kemenangan bagimu....
Siapa aku
di matamu?
Hingga
begitu sulit kau lepaskan aku dari jeratanmu...
Apakah
boneka kecil mu ini dilarang untuk bahagia?
Apakah
wayang yang sering kau mainkan ini dilarang mencari kebebesan?
Mengapa
kau sering memperlakukan aku seperti mainan?
Kapan kau
ajari aku kebebesan?
Ajari aku caranya melupakan..
Meniadakan
segala kecemasan
Meniadakan
segala kenangan
Nyatanya
derai air mataku hanya di sebabkan olehmu
Ajari aku
caranya melupakan..
Sehingga
aku lupa caranya menangis
Sehingga
aku lupa caranya meratap
Karena aku
selalu kenal air mata
Aku hanya
ini tertawa
Sehingga
hati aku mati rasa akan luka...
No comments:
Post a Comment