MAKALAH
EEG
Oleh :
HERTA UTAMI
TRI WAHYU UTAMI
ZAKARIA IBNU HAZAR
SMK NEGERI 1 MURUNG PUDAK
2013
Kata Pengantar
Segala
puji dan rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat
dan rahmat-Nya serta hidayah-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah yang berjudul EEG (ELEKTROENSEFALOGRAM).
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisika Kesehatan. Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisika Kesehatan. Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya.
Akhir
kata semoga kebaikan yang telah diberikan dapat menjadi amal soleh dan ibadah
bagi kita semua dan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amin.
DAFTAR
ISI
HALMAN JUDUL................................................................................................
i
KATA PENGANTAR.........................................................................................
ii
DAFTAR ISI........................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
BAB II EEG (ELECTROENCEFALOGRAPH).............................................. 2
2.1 Pengertian
EEG.................................................................................... 2
2.2 Tujuan
EEG.........................................................................................
3
2.3 Fungsi
EEG..........................................................................................
3
2.4 Persiapan
Sebelum Pemeriksaan..........................................................
4
2.5 Prosedur
Cara Penggunaan EEG.......................................................... 5
2.6 Prinsip
Kerja Dari EEG........................................................................
7
2.7 Pembacaan
Hasil................................................................................. 11
2.8 Sinyal
Electroencephalograph............................................................
12
2.9 Hasil
Pemeriksaan EEG.....................................................................
15
BAB III PENUTUP............................................................................................
17
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
18
BAB
I
PENDAHULUAN
Dalam melakukan fungsinya sehari-hari, neuron-neuron
yang ada diotak menghantarkan impuls saraf satu dengan yang lain, baik dari
korteks serebri ke perifer maupun sebaliknya. Aktifitas listrik ini bersifat
ritmik, terus menerus dan diduga berasal dari talamus yang berfungsi semacam
pacemaker, yang dipancarkan ke korteks serebri melalui neuron dan
sinaps-sinapsnya. Intensitas kegiatan listrik ini berubah
sesuai dengan tingkat aktivitas otak, tetapi selalu terdapat aktivitas listrik
dasar yang bersumber dari talamus tadi. Untuk merekam aktivitas listrik
tersebut, dipakai alat Elektroensefalografi (EEG) yang dapat merekam aktivitas
listrik setelah sampai di korteks.
Otak manusia merupakan sumber dari segala pikiran,
emosi, persepsi dan tingkah laku. Otak terdiri dari jutaan elemen mikroskopik
yang disebut saraf yang menggunakan bahan kimia dalam mengatur aktivitas
listrik di dalam otak. Tahapan embrional yang penting dalam perkembangan
otak adalah neurulasi, proliferasi, migrasi, mielinisasi dan sinatogenesis.
Keadaan mulai lahir sampai usia 5 tahun akan terjadi pertumbuhan fisik yang
cepat diikuti dengan perkembangan otak. Maturitas dari otak yang paling tinggi
pada batang otak dan terakhir pada kortek serebri. Setelah usia 5 tahun maka pertumbuhan
otak berjalan lambat, dan progresivitasnya untuk mencapai usia pertengahan masa
kanak-kanak biasanya antara usia 6-8 tahun. Sinaptogenesis terjadi
secara cepat pada kortek serebri saat 2 tahun dari kehidupan. Myelinisai paling
cepat saat usia 2 tahun pertama kemudian berlangsung lebih lambat setelah itu.
Neuron- neuron yang berhubungan (fungsi motorik,
sensorik dan kognitif) mengalami mielinisasi yang besar dimulai saat usia anak
masuk sekolah (6 tahun) dan sel saraf area ini terjadi mielinisasi yang lengkap
antara usia 6-12 tahun. Lebih jauh lagi hal ini dekat sekali hubungannya dengan
maturasi hipokampus di mana terjadi mielinisasi pada anak-anak.
BAB II
EEG
(ElECTROENCEPHALOGRAPH)
2.1
Pengertian EEG
Electroencephalogram atau EEG merupakan alat yang telah digunakan sejak tahun 1924
untuk mendeteksi kebohongan seorang criminal dari seluruh dunia. Sebuah EEG
digunakan untuk mengetes dan merekam aktivitas elektrik dari otak manusia.
Terdapat sensor khusus (elektroda) yang dipasang di kepala dan dikaitkan dengan
kabel ke sebuah computer. Kemudian computer akan merekam aktivitas elektrik
otak ke layar atau kertas dalam bentuk garis-garis bergelombang. Dalam kondisi
tertentu, seperti keterkejutan, dapat dilihat perubahan hasilnya dalam pola
normal aktivitas elektrik otak di layar. Yang tujuannya untuk mengetahui ada tidaknya
abnormalitas fungsi maupun struktur lapisan otak bagian luar.
Kalangan kedokteran menggunakan sinyal EEG untuk
diagnosa penyakit yang berhubungan dengan kelainan otak dan kejiwaan. Walaupun
penggunaan teknik modern seperti CT Scan dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) dapat
memeriksa otak, namun EEG tetap berguna mengingat sifatnya yang non-destruktif,
dapat digunakan secara on line dan sangat murah harganya dibandingkan kedua
metoda. Disamping keunggulan lain, sinyal EEG dapat mengidentifikasi kondisi
mental dan pikiran, serta menangkap persepsi seseorang terhadap rangsangan
luar.
2.2
Tujuan EEG
Kalangan kedokteran menggunakan
sinyal EEG untuk diagnosa penyakit yang berhubungan dengan kelainan otak dan
kejiwaan. Walaupun penggunaan teknik modern seperti CT Scan dan Magnetic
Resonance Imaging (MRI) dapat memeriksa otak, namun EEG tetap berguna mengingat
sifatnya yang non-destruktif, dapat digunakan secara on line dan sangat murah
harganya dibandingkan kedua metoda. Disamping keunggulan lain, sinyal EEG dapat
mengidentifikasi kondisi mental dan pikiran, serta menangkap persepsi seseorang
terhadap rangsangan luar.
2.3
Fungsi EEG
Berikut fungsi EEG :
A. Mendiagnosis epilepsi dan tanda-tandanya.
B. Mengecek permasalahan pada orang yang mengalami
kehilangan kesadaran.
C. Mencari tahu apakah seseorang dalam keadaan koma.
D. Mempelajari penyebab susah tidur.
E. Melihat aktivitas otak ketika seseorang menerima obat
anestesi selama operasi otak.
F.
Membantu orang yang
memiliki masalah psikis, seperti rasa gugup, dan kesehatan mental.
2.4
Persiapan Sebelum Pemeriksaan
Sebelum melakukan tindakan EEG, maka pasien ada
beberapa hal yang harus dipersiapkan, diantaranya yaitu :
A. Identitas penderita harus dicatat lengkap
B. Tingkat kesadaran penderita harus dicatat, untuk
menghindari salah interpretasi EEG
C. Obat-obatan yang dikonsumsi oleh pasien harus
diidentifikasi, oleh karena beberapa obat-obatan tertentu yang dapat
mempengaruhi frekuensi maupun bentuk gelombang otak. -Saat terbaik perekaman
adalah pada saat bebas obat sehingga gelombang otak yang didapat adalah
gelombang otak yang bebas dari pengaruh obat
D. Premedikasi, dosis dan berapa lama sebelum perekaman
harus diidentifikasi dengan jelas.
E. Pasien dalam keadaan tenang dan rileks
F. Kulit kepala dalam keadaan bersih, bebas kotoran,
debu, minyak dan kulit yang mati. sampolah rambut serta membilas dengan air
bersih saat mandi sore atau pagi hari sebelum di lakukan test
G. Perhatikan adanya bekas luka, bekas kraniotomi
H. Hindari makanan yang mengandung kafein ( seperti kopi,
teh, cola, dan coklat) sedikitnya 8 jam sebelum test. Makanlah dalam
porsi kecil sebelum test, sebab gula darah rendah ( hypoglycemia) dapat
menghasilkan test abnormal
I. Tidur dapat mempengaruhi hasil EEG maka ushakan agar
pasien tidak tertidur saat dilakukan test, jika anak-anak akan di EEG coba
untuk tidur sebentar tepat sebelum dilakukan test
J. Penyuluhan penderita sebelum perekaman tentang tujuan
dilakukannya EEG, apa yang dilakukan teknisi terhadap dirinya sebelum dan saat
perekaman, apa yang harus dilakukan penderita saat perekaman dan apa yang akan
dirasakan oleh penderita saat perekaman
K. Identifikasi hasil neuroimaging yang sudah dilakukan.
Gambar
1. Pemeriksaan Elektroenchepalograph (EEG
2.5
Prosedur Cara Penggunaan EEG
Gambar 2. Peletakan Elektroda Pencatat
A.
Sebelum melakukan
prosedur perekaman EEG sebaiknya diketahui Standard Minimal.
B.
Perekaman EEG yaitu
memakai minimal 16 channel yang bekerja secara simultan. Setiap area di otak
bisa memberikan pola yang sama atau berbeda pada waktu yang bersamaan, dan
menurut pengalaman diperlukan perekaman pada minimal 8 area di otak secara
simultan untuk mendapatkan distribusi pola EEG. Perekaman dengan 8 channel
secara simultan diperkirakan cukup mencakup permukaan otak untuk menghindari misinterpretasi.
C.
Memakai minimal 17
elektrode pencatat. Semua elektroda ini harus mencakup area frontal, central,
parietal, oksipital, temporal, auricular atau mastoid, vorteks dan elektroda
ground.
D.
Kedua system
monopolar (referensial) dan bipolar (diferensial) harus digunakan secara rutin.
Setiap system montage mempunyai keunggulan dan kekurangan, sehingga penggunaan
kedua system sekaligus adalah esensial untuk mendapatkan informasi yang akurat.
E.
Harus ada prosedur
buka tutup mata. Aktifitas alfa dapat memberi informasi tentang fungsi abnormal
otak. Aktifitas paroksismal dapat pula dicetuskan oleh prosedur ini.
F.
Mesin EEG harus
dikalibrasi di awal dan di akhir rekaman. Perubahan setting alat selama
perekaman harus dicatat.
G. Lama perekaman minimal 15-20 menit pada penderita
sadar. Bila ada prosedur stimulasi fotik, hiperventilasi dan tidur maka lama
perekaman harus ditambah. EEG adalah sample waktu dari kehidupan seseorang, dan
waktu 20 menit adalah waktu yang sangat singkat untuk menarik suatu kesimpulan
dari suatu kerja atau suatu fungsi otak seseorang. Oleh karena itu semakin lama
perekaman maka semakin besar kemungkinan kita untuk menemukan abnormalitasnya.
2.6
Prinsip Kerja dari
EEG
Elektroda EEG ukurannya lebih
kecil daripada elektroda ECG. Elektroda EEG dapat diletakkan
secara terpisah pada kulit kepala atau dapat dipasang pada penutup
khusus yang dapat diletakkan pada kepala pasien.
Gambar
3. Elektroda EEG
Untuk meningkatkan
kontak listrik antara elektroda dan kulit kepala
digunakan elektroda jelly atau pasta. Bahan elektroda yang
umumnya digunakan adalah perak klorida. EEG direkam dengan cara membandingkan
tegangan antara elektroda aktif pada kulit kepala dengan elektroda referensi
pada daun telinga atau bagian lain dari tubuh. Tipe merekam ini disebut
monopolar. Tetapi tipe merekam bipolar lebih populer dimana tegangan
dibandingkan antara dua elektroda pada kulit kepala. Berikut ini diperlihatkan
blok diagram dari peralatan EEG.
Gambar 4. Blok Diagram Peralatan EEG
A. Amplifier
Amplifier digunakan karena EEG harus memiliki
penguatan yang tinggi dan karakteristik noise yang rendah sebab amplitudo
tegangan EEG sangat rendah. Amplifier yang digunakan harus bebas dari
interferensi sinyal dari kabel listrik atau dari peralatan elektronik yang lain.
Noise sangat berbahaya di dalam kerja EEG karena gelombang elektroda yang
dilekatkan pada kulit kepala hanya beberapa mikrovolt ke amplifier. Amplifier
digunakan untuk meningkatkan amplitudo hingga beratus-ratus bahkan beribu-ribu
kali dari sinyal yang lemah yang hanya beberapa mikrovolt. Rangkaian dalam
sederhana dari amplifier EEG diperlihatkan pada Gambar 3.
B.
Kontrol Sensitivitas
Keseluruhan sensitivitas dari sebuah alat EEG adalah
penguatan dari amplifier dikalikan dengan sensitivitas dari alat penulisan.
Jika sensitivitas alat penulisan adalah 1 cm/V, amplifier harus mempunyai
keseluruhan penguatan 20.000 untuk 50 μV sinyal untuk memantulkan untuk
menghasilkan nilai penguatan diatas.
Langkah-langkahnya adalah kapasitor digabungkan.
Sebuah alat EEG mempunyai dua tipe dari kontrol penguatan. Pertama adalah
variabel kontinu dan digunakan untuk menyamakan sensitivitas semua channel.
Kedua adalah kontrol beroperasi sejalan dan dimaksudkan untuk
meningkatkan atau mengurangi sensitivitas dari suatu channel oleh sesuatu
yang dikenal. Kontrol ini biasanya dikalibrasi dalam desibel. Penguatan
amplifier normalnya diset sehingga sinyalnya sekitar 200 μV dipantulkan
pena diatas daerah linearnya.
C.
Filter
Ketika direkam oleh elektroda, EEG mungkin berisi
kerusakan otot dalam kaitannya dengan kontraksi dari kulit kepala dan
otot leher. kerusakannya besar dan tajam sehingga menyebabkan kesulitan besar
dalam klinik dan interpretasi otomatis EEG. Cara paling efektif untuk
mengurangi kerusakan otot adalah dengan menyarankan pasien untuk rileks, tapi
ini tidak selalu berhasil. Kerusakan ini umumnya dihilangkan menggunakan low
pass filter. Filter pada alat EEG mempunyai beberapa pilihan posisi yang biasanya
ditandai dengan tetapan waktu. Suatu nilai satuan tetapan waktu yang
diset untuk kontrol frekuensi rendah adalah 0,03; 0,1; 0,3; dan 1,0 detik.
Tetapan waktu ini sesuai dengan 3 dB menunjuk pada frekuensi 5,3; 1,6; 0,53;
dan 0,16 Hz. Di atas frekuensi cut-off dan dikontrol dengan filter high-
frekuensi. Beberapa nilai dapat dipilih, diantaranya adalah 15, 30, 70, dan 300
Hz.
D.
Sistem Penulisan
Sistem penulisan pada EEG umumnya menggunakan sistem
ink writing tipe direct-writing ac recorder yang menyediakan respon
frekuensi hingga 60 Hz pada 40 mm puncak ke puncak. Tipe umum dari
direct-recorder adalah tipe stylus yang langsung menulis pada kertas yang
digerakkan di bawahnya. Pada umumnya di dalamsistem direct-writing recorder,
digunakan galvanometer yang mengaktifkan lengan penulis yang disebut pen atau
stylus.
Mekanismenya dimodifikasi dari pergerakan D’Arsonval
meter. Sebuah kumparan dari kawat tipis berputar pada suatu bingkai aluminium
segi-empat dengan ruang udara antara kutub suatu magnet permanen. Poros baja
yang dikeraskan dikaitkan dengan bingkai kumparan sedemikian sehingga kumparan
berputar dengan friksi minimum. Paling sering, jewel dan poros digantikan oleh
taut- band sistem. Suatu pen ringan terikat dengan kumparan. Spring berkait
dengan bingkai mengembalikan pen dan kumparan selalu ke suatu titik acuan.
Ketika listrik mengalir sepanjang kumparan, suatu medan magnet timbul yang
saling berhubungan dengan medan magnet dari magnet permanen. Hal itu
menyebabkan kumparan mengubah sudut posisinya seperti pada suatu motor listrik.
Arah perputaran tergantung dari arah aliran arus di dalam kumparan. Besar
defleksi dari pen adalah sebanding dengan arus yang mengalir melalui kumparan.
Penulisan stylus dapat mempunyai tinta di ujungnya
atau dapat mempunyai suatu ujung yang menjadi kontak dengan suatu sensitif
elektro, tekanan yang sensitif atau panas kertas sensitif. Jika suatu penulisan
lengan dari panjang yang ditetapkan digunakan, sumbu koordinat akan menjadi
kurva. Dalam rangka mengkonversi kurva linier dari ujung penulisan ke dalam
kurva gerak lurus, berbagai mekanisme telah dipikirkan untuk mengubah panjang
efektif dari lengan penulisan sehingga bergerak ke tabel perekaman.
Instrumen taut-band lebih disukai dibandingkan dengan
instrumen poros dan jewel karena lebih menguntungkan untuk meningkatkan
sensitivitas listrik, mengeliminasi friksi, lebih baik pengulangannya dan
meningkatkan daya tahannya.
E.
Noise
Amplifier EEG dipilih untuk level minimum derau yang
dinyatakan dalam kaitan dengan ekuivalen tegangan masuk. Dua mikrovolt sering
dinyatakan dapat diterima oleh perekam EEG. Noise berisi komponen dari semua
frekuensi dan perekaman noise dapat meningkatkan bandwith dari sistem. Oleh
karena itu, penting untuk membatasi bandwith yang dibutuhkan untuk menghasilkan
sinyal.
F.
Penggerak Kertas
Hal ini disediakan oleh suatu motor sinkron. Sebuah
mekanisme penggerak kertas yang stabil dan akurat perlu dan normal untuk
mempunyai beberapa kecepatan kertas yang tersedia untuk dipilih. Kecepatan pada
15, 30, dan 60 mm/s penting. Beberapa mesin juga menyediakan kecepatan di luar
daerah ini.
G.
Saluran
EEG direkam secara serempak dari sebuah susunan yang
terdiri atas banyak elektroda. Elektroda dihubungkan untuk memisahkan amplifier
dan sistem penulisan. Mesin EEG komersial dapat memiliki
sampai 32 saluran, walaupun 8 atau 16 saluran lebih umum.
2.7
Pembacaan
Hasil
Mendapatkan rekaman EEG yang baik
dan benar adalah salah satu dari tujuan utama dari pemeriksaan EEG selain
interpretasi yang benar. EEG adalah alat untuk menunjang tegaknya diagnosa,
selama kita dapat memperoleh rekaman yang baik dan benar. Rekaman yang tidak
baik justru akan menyesatkan tegaknya diagnosa.
2.8 Sinyal Electroencephalogram (EEG)
Pada pembacaan hasil EEG perlu diperhatikan :
A. Lokasi / distribusi
B. Frekuensi
C. Pola / gambaran khas
D. Usia
E. Bangun
F.
Tidur
Sinyal EEG dapat diketahui dengan menggunakan
elektroda yang dilekatkan pada kepala. Tegangan sinyalnya berkisar 2 sampai
200 μV, tetapi umumnya 50 μV. Frekuensinya bervariasi tergantung pada
tingkah laku. Daerah frekuensi EEG yang normal rata-rata dari 0,1 Hz hingga 100
Hz, tetapi biasanya antara 0,5 Hz hingga 70 Hz. Variasi dari sinyal EEG yang
terkait dengan frekuensi dan amplitudo mempengaruhi diagnostik. Daerah
frekuensi EEG dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian untuk analisis
EEG, yaitu
1.
Gelombang di
posterior :
a.
Gelombang Alpha
Gelombang alfa mempunyai frekwensi 8-12 siklus per
detik. Gelombang alfa terlihat normal pada saat bangun dan mata tertutup (tidak
tertidur)
Distribusi : bagian posterior kepala (oksipital,
parietal dan temporal posterior) dapat meluas ke sentral, verteks dan
midtemporal
Karakteristik : sinusoidal, waxes and
wanes, Amplitudo : 20 – 70 uV ( Ka>Ki)
Reaktivitas : Amplitudo berkurang saat
buka mata, aktivitas mental sedangkan frekuensi berkurang
saat mengantuk
Anak :
Frekuensi tergantung usia
3-4 bln : 3.5 – 4.5
Hz 3 thn : 8
Hz
12 bln : 5 – 6
Hz
9 thn : 9 Hz
24 bln : 7
Hz
15 thn: 10 Hz
Gelombang Alpha
b.
Gelombang lambda
Karakteristik : dapat terlihat
saat bangun, buka mata, polaritas positif, asimetri (normal), di daerah
oksipital, jelas terlihat usia 2 – 15 thn, dan jarang terlihat pada
usia tua . Gelombang Lambda mempunyai amplitudo : 20 – 50 uV .
Reaktivitas : gelombang ini
tampak jika melihat suatu objek,dan menghilang saat tutup mata.
2. Gelombang Mu
Gelombang ini sering disebut
juga comb rhythm, rolandic alpha. Frekuensi seperti Alpha (8-10 Hz)
terdapat pada 20 % orang dewasa, sering pada usia 8 – 16 tahun dan lokasinya di
daerah sentral, dapat tampak unilateral atau bilateral.
Karakteristik : Bentuk
lengkung, amplitudonya 20 – 60 uV, gelombang ini akan menurun
frekuensinya atau hilang dengan gerakan aktif, pasif atau stimulus taktil
kontralateral, maupun berpikir tentang gerakan. Gelombang ini
berasal dari korteks sensorimotor.
3. Gelombang Beta
Gelombang Beta mempunyai suatu
frekwensi 13-30 siklus per detik. Gelombang ini secara normal ditemukan ketika
siaga atau menjalani pengobatan tertentu, seperti benzodiazepines atau
pengobatan anticonvulsants. Distribusi terutama frontal dan central
dengan amplitudo : 10 – 20 uV (dewasa) dan 60 uV (anak usia 12-18 bulan).
Gelombang Beta dapat lebih jelas terlihat saat mengantuk, maupun atas pengaruh
obat-obatan (barbiturat, benzodiazepin). Perbedaan amplitude
kanan dan kiri lebih dari 35 % merupakan suatu abnormalitas.
4.
Gelombang Theta
Gelombang Theta mempunyai
frekuensi : 4 – 7 Hz, di daerah frontal atau fronto-central (tutup mata)
, dan Temporal (4 – 7 Hz) biasanya pada orang tua .Gelombang theta jelas
terlihat saat hiperventilasi,mengantuk dan tidur. Amplitudo : 30 – 80 uV
5.
Gelombang Delta
Gelombang delta mempunyai suatu
frekwensi kurang dari 3 siklus per detik. Gelombang secara normal ditemukan
hanya pada saat sedang tidur dan anak-anak muda
2.9
Hasil Pemeriksaan EEG
Normal
|
A.
Hasil dua sisi otak
menunjukkan pola serupa dari aktivitas elektrik
B.
Tidak ada gambaran
gelombang abnormal dari aktivitas elektrik dan tidak ada gelombang yang
lambat
C.
Jika pasien
dirangsang dengan cahaya (photic) selama test maka hasil gelombang
tetap normal.
|
A. Abnormal
|
B.
Hasil dua sisi otak
menunjukkan pola tidak serupa dari aktivitas elektrik
C.
EEG menunjukkan
gambaran gelombang abnormal yang cepat atau lambat, hal ini mungkin
disebabkan oleh tumor otak, infeksi/peradangan, injuri, strok, atau epilepsi.
Ketika seseorang mempunyai epilepsi dengan pemeriksaan EEG ini bisa diketahui
daerah otak bagian mana yang aktivitas listriknya tidak normal. Namun
pemeriksaan EEG saja tidak cukup, sebab EEG diambil selalu pada saat tidak
ada serangan kejang bukan pada saat serangan, karena tidak mungkin orang yang
sedang mengalami serangan epilepsi dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa EEG.
Maka, pemeriksaan EEG harus ditunjang oleh pemeriksaan otak itu sendiri,
yaitu melihat gambaran otaknya dengan teknik foto Magnetic Resonance Imaging
(MRI). Jadi EEG dengan sendirinya tidak cukup untuk mendiagnosa penyakit
neurology tetapi perlu dengan pemeriksaan yang lain
D.
Berbagai keadaan
dapat mempengaruhi gambaran EEG. EEG yang abnormal dapat disebabkan kelainan
di dalam otak yang tidak hanya terbatas pada satu area khusus di otak,
misalnya intoksikasi obat, infeksi otak (ensefalitis), atau penyakit
metabolisme (Diabetik ketoasidosis)
E.
EEG menunjukkan
grlombang delta atau gelombang teta pada orang dewasa yang terjaga.
Hasil ini menandai adanya injuri otak
F.
EEG tidak
menunjukkan aktivitas elektrik di dalam otak ( a “ flat/” atau “ garis lurus”
). Menandai fungsi otak telah berhenti, yang mana pada umumnya
disebabkan oleh tidak adanya (penurunan) aliran darah atau oksigen di dalam
otak. Dalam beberapa hal, pemberian obat penenang dapat menyebabkan
gambaran EEG flat. Hal ini juga dapat dilihat di status epilepsi
setelah pengobatan diberikan.
|
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Electroencephalografi
adalah prosedur pencatatan aktifitas listrik otak dengan alat pencatatan yang
peka sedangkan grafik yang dihasilkannya disebut Electroencephalogram. Jadi, aktivitas
otak berupa gelombang listrik, yang dapat direkam melalui kulit kepala disebut
Elektro-Ensefalografi (EEG). Amplitudo dan frekuensi EEG bervariasi, tergantung
pada tempat perekaman dan aktivitas otak saat perekaman. Saat subyek santai,
mata tertutup, gambaran EEG nya menunjukkan aktivitas sedang dengan gelombang
sinkron 8-14 siklus/detik, disebut gelombang alfa. Gelombang alfa dapat direkam
dengan baik pada area visual di daerah oksipital. Gelombang alfa yang sinkron dan
teratur akan hilang, jika subyek membuka matanya yang tertutup. Gelombang yang
terjadi adalah gelombang beta (> 14 siklus/detik). Gelombang beta direkam
dengan baik di regio frontal, merupakan tanda bahwa orang terjaga, waspada dan
terjadi aktivitas mental. Meski gelombang EEG berasal dari kortek, modulasinya
dipengaruhi oleh formasio retikularis di subkortek.
Keadaan tidur
(alamiah maupun akibat induksi obat) mengaktifkan paroksismalitas yang umum
maupun fokal. Dalam keadaan tidak tidur hanya kira-kira sepertiga individu
dengan diagnosa klinik epilepsy memperlihatkan paroksismalitas spesifik, 15 %
memperlihatkan EEG yang normal dan sisanya memperlihatkan perlambatan atau
percepatan yang spesifik.
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi, heni. 2008. EEG. http://beritanet.com/Literature/Kamus-Jargon/Electroencephalogram-Perekam-Aktivitas-Otak.html.
(Diakses pada tanggal 21 Agustus 13.00)
Merdeka, Try. 2011.
Tata Cara Pelaksanaan EEG. http://ordinaryphoo.blogspot.com/2011/08/elektroensefalografi-eeg.html.
(Diakses pada tanggal 21 Agustus 13.00)